Tolak Larangan China, Filipina Kukuh Memancing di Laut China Selatan Rabu, 05/05/2021 | 19:34
Filipina menolak larangan memancing musim panas tahunan yang diberlakukan oleh China di Laut China Selatan yang disengketakan
Laut China Selatan. Ilustrasi.
SiagaOnline.com, Filipina menolak larangan memancing musim panas tahunan yang diberlakukan oleh China di Laut China Selatan yang disengketakan.
Mereka pun meminta kapal-kapal nelayan untuk terus memancing di perairan itu.
Moratorium penangkapan ikan itu diberlakukan China sejak 1999 dan berlangsung dari 1 Mei hingga 16 Agustus. Larangan tersebut mencakup wilayah Laut China Selatan serta perairan lain di lepas China.
"Larangan penangkapan ikan ini tidak berlaku bagi para nelayan kami," kata satuan tugas Laut China Selatan Filipina dalam sebuah pernyataan pada Selasa (4/5) malam seperti dikutip dari CNNIndonesia.
Satgas menegaskan bahwa mereka menentang larangan menangkap ikan di wilayah dan yurisdiksi Filipina.
Kedutaan Besar China di Manila tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Manila, yang menyebut wilayah itu sebagai Laut Filipina Barat, telah bertahun-tahun terlibat dalam perselisihan atas klaim kedaulatan Beijing terhadap Laut China Selatan.
Pengadilan internasional pada tahun 2016 membatalkan klaim China, tetapi mereka menolak keputusan tersebut.
Presiden China Xi Jinping menolak keputusan Pengadilan Tetap Arbitrase (PCA) yang memutuskan mendukung Filipina dalam sengketa Laut China Selatan.
Pengadilan internasional di Den Haag tersebut menyimpulkan, China tidak memiliki dasar hukum mengklaim hak bersejarah untuk sebagian besar Laut China Selatan.
Ketegangan antara kedua negara baru-baru ini meningkat setelah Manila menuduh China melakukan serangan teritorial dengan mengerahkan ratusan kapal di jalur air yang kaya sumber daya itu.
Filipina telah mengajukan protes diplomatik terhadap China atas apa yang disebutnya kehadiran "ilegal" kapal China. Filipina menuduh kapal-kapal itu diawaki oleh milisi maritim.
Namun diplomat China membantah tuduhan tersebut dan mengatakan kapal-kapal itu hanya berlindung dari laut ganas. China menyebut tidak ada milisi di dalam kapal itu.
Satgas Laut China Selatan Filipina mengaku melihat tujuh "Milisi Maritim China" di beting Sabina di kepulauan Spratly yang disengketakan pada 27 April dan langsung menghalaunya.
Akan tetapi, Stagas menyebut lima di antaranya kembali dua hari kemudian, lalu pergi lagi setelah penjaga pantai Filipina tiba. Beting Sabina sendiri berada sekitar 130 mil laut dari pulau Palawan di Filipina barat.
"Filipina tidak tergoyahkan untuk membela kepentingan nasional, warisan, dan martabat kami sebagai rakyat dengan semua yang kami miliki," ujar Satgas.
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa korupsi dan lain-lainnya/rilis atau ingin pasang Iklan dan berbagi foto?
Silakan SMS/WatsApp ke:
0852-6599-9456
Via E-mail:
red_siagaonlinepku@yahoo.com / redaksisiagaonline@gmail.com
(Mohon Dilampirkan Data Diri Anda)