Siagaonline.com - PURWAKARTA, Tragedi hilangnya nyawa dua orang karena kecelakaan kerja beberapa waktu lalu di PT. Indorama Synthetics divisi Polyester membuat Pospera purwakarta resmi laporkan PT Indorama Syntetic ke dewan pengawas Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Provinsi Jawa Barat Jl. Soekarno Hatta No.532, Sekejati, Kec. Buahbatu, Kota Bandung, Jawa Barat 40266 oleh ormas Pospera Purwakarta. 

Laporan itu, dilakukan berdasarkan adanya beberapa temuan terkait meninggalnya dua orang pekerja kontraktor di divisi Polyester PT indorama Synthetis saat melakukan kerja yang diduga karena kelalaian pihak perusahaan terbesar milik orang terkaya nomor empat, Sri Prakash Lohia yang merupakan orang India yang migrasi ke Indonesia.

Atas hal itu, menandakan komitmen ormas Pospera Purwakarta dalam menjalankan peran sosial control terus dilakukan dengan melaporkan kejadian kecelakaan itu ke pihak pengawas dinas tenaga kerja provinsi Jawa Barat. 

Ketua Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) Kabupaten Purwakarta, Sutisna Sonjaya mengatakan ISO ini perlu dikaji ulang terkait pemberian ISO dan OHSAS kepada PT. Indorama yang berada di Jatiluhur. Pihaknya juga menduga adanya kelalaian yang disengaja oleh pihak perusahaan.

"Selain berdasarkan temuan dilapangan dan adanya dugaan kuat kesengajaan dari pihak perusahaan maka kami laporkan kecelakaan kerja ini ke Dewan Pengawas Dinas Tenaga Kerja provinsi Jawa barat," ungkap Tisna, Selasa (17/01/2023).

Menurutnya, sebagai perusahaan terbesar dalam bidang Polyester yang berstandar internasional harus bisa menerapkan ISO dan OHSAS terkait keselamatan kerja yang didapat, bukan hanya untuk meningkatkan kepercayaan konsumen saja. Akan tetapi keselamatan kerja para pekerja juga harus menjadi prioritas yang mendukung kualitas produksi.

“ISO yang didapatkan PT Indorama Synthetics harus dikaji ulang karena pihak manajemen gagal dalam menjalankan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan perusahaan,” ungkapnya.

Ia mengatakan keselamatan kerja merupakan hal yang prioritas dalam menjalankan organisasi perusahaan apalagi berkaitan dengan pekerjaan yang beresiko tinggi.

“Indorama ini merupakan perusahaan besar, adanya kecelakaan kerja maka perlu adanya kajian ulang terhadap pemberian ISO 45001 dan OHSAS 18001. Bila perlu dicabut ISO dan OHSAS nya yang telah di dapat oleh PT. Indorama,” jelasnya.

Tisna juga menegaskan akan terus mengawal kasus kecelakaan kerja di PT. Indorama Synthetics agar mendapatkan keadilan yang setimpa atas kelalaiannya yang diduga disegaja hingga hilangnya nyawa dua orang pekerja.

Selain melaporkan ke Dewan Pengawas Dinas Tenaga Kerja provinsi Jawa barat, Kata Ketua organisasi besutan Adian Napitupulu itu, pihaknya juga akan melanjutkan laporan itu ke lembaga pemberi ISO dan OHSAS agar mengaudit ulang sertifikasi yang di berikan ke PT. Indorama.

Sebelumnya, ramai diberitakan terkait kecelakaan kerja di PT. IndoramaDivisi Polyester yang menelan satu korban jiwa dan dibenarkan oleh Kades Cibinong yang merupakan lokasi terdekat dari perusahaan terbesar itu.

“Pekerja yang meninggal adalah warga Kampung Sampih RT. 05 RW. 002 Kecamatan Jatiluhur Kabupaten Purwakarta,” terangnya.(sep)